PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya Kabupaten Asahan memiliki potensi yang cukup besar bagi pengembangan usaha pariwisata. Daerah ini memiliki sejumlah obyek wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri, antara lain:
• Wisata alam arung jeram di hulu Sungai Asahan, Desa Tangga Kec. Bandar Pulau.
• Wisata alam air terjun Simonang-monang Kec. Bandar Pulau.
Konsentrasi pembangunan perekonomian Kabupaten Asahan pada tahun 2010 masih tetap mengarah kepada pembangunan pertanian, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan bidang perekonomian lainnya. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan pada tahun 2009 mengalami perlambatan. Perlambatan ini diakibatkan oleh adanya penurunan potensi produk komoditi unggulan pada beberapa sektor. Hal ini terjadi akibat adanya beberapa pergeseran alih fungsi lahan pertanian serta iklim cuaca yang kurang mendukung sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal meskipun pemerintah telah melakukan regulasi terhadap kenaikan gaji pada sektor jasa-jasa dan buruh. Sedangkan sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan pada tahun 2009 adalah sebesar 4,67% mengalami perlambatan sebesar 0,29% dari kondisi tahun 2008 sebesar 4,96%. Terjadinya perlambatan ini bukan hanya semata-mata diakibatkan oleh kebijakan pemerintah daerah. Namun juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional dan regional dan bahkan internasional.
Beberapa indikator pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Asahan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menghitung agregat pertumbuhan ekonomi daerah terdiri dari :
a). PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
b). PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
c). PDRB Perkapita; d). Inflasi
e). Volume Eksport
f). Nilai Import.
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 dan 2009.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini kemungkinan terjadi karena pemerintah kabupaten Asahan terlalu berpaku pada komoditi andalan yang ingin dikembangkan, sementara komoditi tersebut belum juga ditemukan. Untuk itu perlu pengembangan dengan menggali potensi yang masih tersedia, misalnya pengembangan pada arah pariwisata, yang diharapkan dapat menunjang pengembangan wilayah pada daerah tersebut.
Tujuan
Tujuan dari pengembangan wilayah pada sektor pariwisata adalah agar potensi alam yang ada pada daerah kabupaten Asahan benar – benar dimanfaatkan untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya dan tidak tersia – siakan dengan tidak mengambil manfaat dari segi ekonomi maupun sosialnya.
GAMBARAN POTENSI
Letak dan Geografis Kabupaten asahan
Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2003’00”- 3026’00" Lintang Utara, 99001-100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1.000 m di atas permukaan laut.
Kabupaten Asahan menempati area seluas 371.945 Ha yang terdiri dari 13 Kecamatan, 176 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Asahan di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.
Gambar 1. Letak Geografis kabupaten asahan
Wilayah pesisir Asahan pada umumnya datar dengan kemiringan lereng 0 – 3%. Pada daerah berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan kemiringan 3 – 8 %. Dataran pesisir Asahan merupakan dataran rendah dengan elevasi 0 – 200 m. Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara wilayah Barat Daya merupakan tempat titik-titik tertingginya, sehingga wilayah tersebut melereng dari Barat Daya ke Timur Laut.
Pada wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge terdapat Dk. Haboko yang merupakan pegunungan memanjang dari Selatan ke Utara yang memiliki lereng terjal, sementara di sebelah Barat Daya juga terdapat kelurusan gunung dengan arah yang sama dengan tebing terjal juga (wilayah pada Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang bukan merupakan pesisir Asahan). Sementara diantara pegunungan dan Dk. Haboko merupakan wilayah dataran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut mempunyai struktur lipatan dengan lapisan-lapisan batuan keras dan lunak.
Dataran pantai merupakan dataran yang dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke darat. Dataran ini membentuk pantai yang landai yang makin lama makin meninggi. Sebagian pantai merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering terjadi pasang di wilayah tersebut yang menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa. Dataran rawa juga terbentuk di muara-muara sungai, di daerah pertemuan sungai dan penyempitan sungai.
Pada umumnya sungai yang terdapat di wilayah pesisir Asahan mempunyai pola dendritik. Hal ini disebabkan oleh bentuk wilayahnya yang melereng dari arah Barat Daya ke Timur Laut. Sungai-sungai muda terdapat di bagian Barat Laut yang mengalir seperti cabang-cabang pohon ke induk sungainya. Induk-induk sungai tersebut mengalami proses pengikisan dan pengendapan dan beralih menjadi sungai dewasa dan tua di sebelah Timur Laut. Hampir semua induk-induk sungai tersebut mengalir ke Sungai Asahan yang merupakan sungai tua di bagian Timur Laut.
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di wilayah pesisir Asahan. Sungai ini memiliki meanders besar, banyak endapan di tengah sungai, hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan lembah sungai yang lebar, yaitu sampai ± 1 km di daerah muaranya. Sungai ini sering mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut dengan laut.
Degan melihat letak dan geografis kabupaten Asahan tersebut, pariwisata yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan adalah pariwisata air.
Potensi Pariwisata Air (Arung Jeram Internasional)
Di Danau Toba, mengalir melalui pintu Bendungan Sigura-gura menyusuri daerah hilir. Air Sungai Asahan mengalir melewati beberapa wilayah di Kabupaten Asahan dan bermuara di Teluk Nibung, Selat Malaka. Topografi alam yang terdapat di sepanjang sungai ini terkenal berliku, bergelombang, curam, dan diapit oleh tebing-tebing terjal. Sedangkan air sungai yang mengalir rata-rata kondisinya deras, berombak tinggi, serta dengan debit air yang tinggi. Debit air yang mengalir di sungai ini mencapai 120 meter kubikper detik dengan kedalaman rata-rata sekitar 5 meter. Arus yang deras, medan berbahaya, dan jeram-jeram ekstrim menjadikan sungai ini sebagai salah satu tempat favorit untuk melakukan kegiatan olahraga arung jeram.
Gambar 2. Bendungan Sigura – gura
Potensi Sungai Asahan khususnya di sekitar Desa Tangga, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, merupakan sumber daya alam untuk obyek wisata alam yang ideal dan terus dikembangkan agar semakin dikenal oleh masyarakat luas, khususnya para wisatawan manca negara dan nusantara. Derasnya arus air sungai Asahan yang berkecepatan 120 meter kubik per detiknya dengan grade IV – V+ sangat menantang jiwa petualangan para penggemar olah raga arus deras ini.
Pada tahun 2000, 2001, dan 2003 Pemerintah Kabupaten Asahan beker-jasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan kejua-raan yang bertaraf internasional dalam bentuk Festival Kejuaraan Arung Jeram Internasional mempertandingkan Kayak dan Perahu Karet. Kejuaraan ini telah banyak menarik minat atlet-atlet kayak kelas dunia untuk mengikutinya. Hal ini terbukti pada penyelenggaran event tahun 2001, walaupun telah terjadi tragedi dunia tanggal 11 September 2001 dimana Indonesia dikategorikan termasuk daerah tujuan wisata “travel warning”, namun minat atlet-atlet mancanegara untuk datang bertanding tetap tinggi kecuali Amerika Serikat.
Gambar 3. Atlit Olahraga Arung Jeram Saat Menaklukkan Derasnya Arus Sungai Asahan
Sungai Asahan yang biasa diarungi untuk kegiatan olahraga arung jeram berada pada area sepanjang 22 km, mulai dari Desa Tangga atau tepat di depan pintu Bendungan Sigura-gura hingga Bandar Pulau, yang menjadi muara sungai. Tingkat kesulitan yang disuguhkan sepanjang sungai pun cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga paling berbahaya dan menakutkan yang dikelompokkan menjadi 4 bagian. Untuk tingkat kesulitan yang ringan berada pada daerah dua atau setelah hulu sungai dan daerah empat atau hilir sungai. Sementara untuk tingkat kesulitan yang berbahaya dan ekstrim justru berada pada daerah hulu atau bagian pertama dan pada daerah tiga atau sebelum daerah hilir sungai.
Walaupun Sungai Asahan menjadi tempat favorit latihan bagi atlit lokal dan nasional, tetapi sungai ini belum dikenal di kalangan atlit arung jeram internasional. Baru sekitar tahun 2000, bertepatan dengan penyelenggaraan lomba arung jeram skala internasional, sungai ini baru dikenal oleh pecinta (atlit) olahraga arung jeram dunia. Sejak saat itu, sungai ini selalu ramai dikunjungi baik dari provinsi lain di Indonesia maupun dari mancanegara untuk melakukan olahraga arung jeram. Semenjak tahun 2000 itu juga hingga sekarang, Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan selalu mengagendakan perlombaan arung jeram sebagai salah satu kegiatan tahunan. Hal ini dilakukan, sebagai salah satu upaya menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Asahan.
Tahun 2008 Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Asahan, kembali menggelar kejuaraan Arung Jeram bertaraf internasional, dengan tajuk “Asahan White Water Festival” atau AWF 2008. Acara tersebut berlangsung pada 11 sampai dengan 14 Desember 2008, di lembah Sungai Asahan, Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan. Event akhir tahun ini, merupakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten setempat, lewat jalur Dinas Pemuda Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Asahan. Sejumlah tim dari manca Negara, seperti Malaysia turut mengarungi jeram-jeram menantang di alur sungai Asahan tersebut.
Keistimewaan
Sebagai lokasi olahraga arung jeram, Sungai Asahan oleh pecinta olahraga arung jeram internasional dikategorikan sebagai sungai terbaik ke 3 di dunia setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Hal tersebut tidak lepas daritingkat kesulitan sungai ini yang berada pada grade (kesulitan) antara 4-5+. Dengan tingkat kesulitan seperti ini, biasanya hanya sedikit orang yang mampu mengarungi sungai tersebut. Para atlit yang akan terjun mengarungi sungai harus betul-betul profesional, lincah dalam mengendalikan perahu, serta memiliki pengalaman lebih. Selain tingkat kesulitan yang ekstrim dan berbahaya, sungai ini terkenal dengan keindahan alamnya yang alami.
Medan yang terdapat di Sungai Asahan terbagi menjadi empat jalur. Jalur tersebut dibedakan sesuai dengan tingkat kesulitan medannya. Pertama, Never-Ever-Ends atau jalur yang saling bertautan dan tidak terputus-putus. Pada bagian Never-Ever-Ends yangtermasuk dalam tingkat kesulitan antara 4-5 ini, seolah tidak memberikan kesempatan bagi para atlit untuk bersantai agar dapat mengatur posisi duduknya ketika mengayuh. Jalur ini dimulai dari pintu Bendungan Sigura-gura sebagai hulu Sungai Asahan hingga Jembatan Parhitean, jembatan peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda, dengan panjang arena jeram sekitar 3,5 km.
Kedua, Hula-Huli Run. Pada bagian Hula-Huli Run, tingkat kesulitannya berada pada 2 level di bawah jalur pertama. Sehingga, daerah ini medannya tergolong ringan dan tentunya lebih mudah dilalui. Untuk rute sepanjang 2,5 km ini, dimulai dari Jembatan Parhitean dan berakhir di Desa Hula-Huli dengan tingkat kesulitan antara 3-4.
Tiga, Middle Section. Jalur ini, dikategorikan sebagai jeram-jeram yang paling sulituntuk dilalui, bahkan medan ini sering disebut dengan Nightmare (mimpi buruk). Dengan tingkat kesulitan yang berada pada grade 5+, sungai ini terkenal ganas, berbahaya, dan liar untuk dilewati. Untuk melewati jalur ini, para atlit yang akan mengarunginya betul-betul harus bernyali besar, profesional, dan terlatih. Selain itu, kesiapan dan ketangkasan fisik dan faktor pengalaman sangat dibutuhkan agar dapat menaklukkan jalur ini dengan selamat dan terhindar dari kecelakaan yang berakibat fatal.
Empat, Halim Run. Jalur ini merupakan jalur yang paling aman dan mudah. Pada jalur yang biasanya ditempuh selama 3,5 jam inilah kegiatan olahraga arung jeram yang diperuntukkan bagi para pelancong dilakukan. Jalur ini berakhir di daerah Bandar Pulau yang berbatasan dengan laut lepas, Selat Malaka.
Sebelum menjajal arus Sungai Asahan dengan medan-medan yang menantang tersebut, biasanya para pelancong diberikan pengarahan oleh instruktur tentang penyelamatan diri ketika terjadi kecelakaan. Ini dilakukan, agar mereka yang akan mengarungi sungai dengan perahu jeram bisa selamat ketika perahu terbalik dan dihempas oleh derasnya arus sungai.
Untuk mengarungi sungai ini, para wisatawan dapat menggunakan dua pilihan perahu. Jika berada pada daerah yang berbahaya, kegiatan jeram hanya bisa dilakukan dengan menggunakan perahu arung jeram yang dikayuh secara berkelompok. Tetapi, jika berada pada daerah yang aman, maka para atlit bisa menggunakan perahu kayak yang bisa dikayuh perorangan.
Gambar 4. Atlit sedang mengayuh kayak untuk mengarungi Sungai Asahan.
Dinding-dinding tebing yang menjulang tinggi, hingga mencapai 200 meter yang terdapat di sebagian tempat di bantaran Sungai Asahan juga menarik untuk dijadikan arena olahraga panjat tebing. Keindahan dinding tersebut dilengkapi oleh beberapa air terjun dengan deburan air yang jatuh membentuk kabut air yang memancarkan sinar pelangi indah ketika berpadu dengan sinar mentari.
Untuk menuju Sungai Asahan, perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum (bus), mobil pribadi, atau mobil sewaan melalui dua jalur alternatif.Pertama, rute Kisaran. Jika menggunakan angkutan umum, perjalanan dimulai dari Bandar Udara Polonia Medan menuju Kisaran, lalu menuju Bandar Pulau. Dari Bandar Pulau perjalanan dilanjutkan ke Desa Tangga atau Parhitean dengan menggunakan angkutan pedesaan. Jarak yang harus ditempuh melalui rute Kisaran ini sekitar 90 km dengan kondisi jalan yang berlubang dan waktu tempuh sekitar 3,5 jam.
Kedua, rute Kota Medan-Porsea. Perjalanan dimulai dari Bandar Udara Polonia Medan di Kota Medan menuju Porsea, Kabupaten Toba Samosir melewati jalan LintasTengah Sumatra yang berjarak sekitar 200 km dengan waktu tempuh sekitar 4 sampai 5 jam. Dari Porsea, perjalanan dilanjutkan ke Desa Tangga atau Parhitean sejauh 35 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Jika melewati jalur ini, para wisatawan dapat menyaksikan hamparan indah pesona alam Danau Toba.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Para wisatawan yang ingin mengikuti kegiatan olahraga arung jeram di Sungai Asahan dapat memanfaatkan tenaga pendamping untuk mengetahui seluk beluk sungai. Biasanya tenaga pendamping tersebut juga akan memberi pengarahan kepada wisatawan mengenai tips yang aman dalam mengarungi sungai serta sikap badan ketika terjadi hempasan dan perahu yang dikayuh terbalik. Sehingga disini diperlukan pemandu, ataupun pelatihan untuk mengikuti olahraga arung jeram tersebut. Yang ini dapat menjadi pemasukan tersendiri bagi wilayah tersebut.
Analisis Teori linkage effect yaitu Mendapatkan peluang usaha baru agar adanya invest kedalam wilayah tersbut. Dengan adanya potensi pariwisata arung jeram yang berskala internasional, wisatawan yang datang dari luar daerah pasti memerlukan penginapan. Sehingga ini mendorong adanya usaha baru. Yaitu terbentuknya peluang usaha untuk pembentukan penginapan-penginapan contohnya hotel. Selain itu bisa juga menyewa kamar di rumah-rumah penduduk yang biasanya sering disewakan jika ada yang membutuhkan, adanya usaha travel ataupun jasa transportasi menuju tempat wisata, sehingga dapat menciptakan pendapatan bagi masyarakat sekitar daerah wisata.
Selain terbentuknya usaha penginapan, usaha yang akan tercipta adalah usaha rumah makan, restaurant, ataupun warung-warung jajanan kecil yang dibentuk masyarakat. Adanya usaha untuk penyewaan alat-alat arung jeram, terciptanya toko-toko souvenir yang khas terhadap daerah wisata, dan masih banyak lagi usaha yang akan terbentuk sehingga masyarakat sekitar daerah wisata juga dapat berperan dalam pengembangan daerahnya.
Jika dianalisi dari teori basis atau menyangkut dengan kelimpahan yang ada, adalah sungai asahan. Dengan model sungai yang memiliki arus sungai yang berpotensi menjadi arung jeram internasional namun kurang dipublikasikan sehingga menjadi sia-sia. Sementara jika ini dikembangkan akan menghasilkan income bagi wilayah tersebut.
Sebagai lokasi olahraga arung jeram, Sungai Asahan oleh pecinta olahraga arung jeram internasional dikategorikan sebagai sungai terbaik ke 3 di dunia setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Hal tersebut tidak lepas daritingkat kesulitan sungai ini yang berada pada grade (kesulitan) antara 4-5+. Dengan tingkat kesulitan seperti ini, biasanya hanya sedikit orang yang mampu mengarungi sungai tersebut.Namun lokasi atau letak hulu sungai asahan sangat jauh dipedalaman. Menurut teori lokasi alokasi geografis sumber-sumber potensial serta hubungannya dengan pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai usaha lain baik ekonomi maupun social. Hal ini akan terbentuk jika usaha-usaha baru yang muncul menurut teori teori linkage tadi tercipta. Sehingga lokasi pariwisata tersebut akan benar-benar hidup dan akan banyak mengundang para wisatawan.
KENDALA DAN TANTANGAN
Kendala
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan potensi pariwisata air dalam konteks wisata air “Arung Jeram Internasional” ini adalah kurangnya infrastruktur daerah seperti akses jalan yang harus ditempuh untuk menuju lokasi arung jeram sangat buruk dan jarakyang harus ditempuh melalui rute Kisaran ini sekitar 90 km dengan kondisi jalan yang berlubang dan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Sehingga membuat wisatawan kurang nyaman untuk melalui jalan menuju lokasi wisata arung jeram tersebut.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah wisata ini adalah telah terjadi tragedi dunia tanggal 11 September 2001 dimana Indonesia dikategorikan termasuk daerah tujuan wisata “travel warning”, yang membuat wisatawan menjadi mempertimbangkan liburannya untuk mengunjungi wisata di Indonesia. Ini menjadi sebuah tantangan untuk terus memperbaiki nama baik wisata alam arung jeram di kabupaten Asahan, sehingga diharapkan wisatawan tidak lagi ragu untuk berwisata ke kabupaten asahan. Dengan membuat fasilitas yang sangat nyaman sehingga membuat wisatawan asing maupun lokal menjadi tetap tertarik untuk berkunjung ke wisata arung jeram tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada dasarnya Kabupaten Asahan memiliki potensi yang cukup besar bagi pengembangan usaha pariwisata. Potensi Sungai Asahan khususnya di sekitar Desa Tangga, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, merupakan sumber daya alam untuk obyek wisata alam yang ideal terkhusus untuk olahraga arung jeram berskala internasional. Dengan adanya pengembangan wilayah pariwisata arung jeram pada hulu sungai Asahan akan banyak peluang usaha yang akan terbentuk dengan melibatkan masyarakat sekitar tempat wisata yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tempat wisata dan mendatangkan investasi ke daerah tersebut. Sehingga diharapkan wilayah tersebut dapat berkembang di bidang pariwisata.
Saran
Perekonomian suatu negara dapat dikatakan baik jika perekonomian pada wilayah juga baik, sehingga dengan adanya kesatuan perekonomian yang baik dari antar wilayah, diharapkan perekonomian pada suatu Negara pun juga akan baik. Sehingga pengembangan potensi yang ada pada suatu wilayah wajib diperhatikan dan benar-benar dikembangkan. Karena setiap wilayah memiliki potensi-potensi Sumber Daya Alam yang bisa dikembangkan yang dapat dijadikan sebagai nilai tambah untuk perekonomian wilayah tersebut maupun Negara.
Sumber : http://sriwardanirambe.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar